Thursday, June 20, 2013

Road to Surabaya and Bromo Mountain (with Ladies Gang) 2013's Report


Setelah trip ke Lombok dan Bali, tiba-tiba aja kurang dari sebulan setelah trip ke Bali, Pemalu L ngajakin gue ke Bromo! Hasil telisik, ternyata bukan L sih yang mau karena perjalanan ke Bromo ini diinginin oleh temen L, Nadya. N ini ceritanya mau pindah dari Jakarta, dan sebagai farewell party N, kita nge-trip bareng ke Bromo. 'Kita' ini terdiri dari para cewek, temen N dan L, Jasmine -J-, dan pastinya sama si eneng Ay yang juga udah kenal mereka juga. Plus, ada tambahan satu lagi, little sister L, Ifa. Nggak tahu juga kenapa N memilih mengunjungi gugusan gunung di timur pulau Jawa ini, tapi memang sih, setelah jadi setting untuk film 5 cm (2012), kawasan gunung Bromo memang menjadi hot destination buat liburan.

Anyway, trip ini bentuknya short trip karena perjalanan hanya dilakukan di weekend awal Mei. Plus asiknya, gue nggak ribet ngurusin trip kali ini karena J yang koordinasi dengan tur Bromo. Mengingat tur cuma nyediain fasilitas selama di Surabaya dan Bromo dimana dengan 700k, kita sudah dapat penginapan dan transportasi selama di Bromo. Nah, untuk transportasi kita ke Surabaya inilah, we need to take care on our own *N sama J ngurusin tiket pergi naik kereta api dan tiket pesawat pulang ke Jakarta di-handle eneng Ay*. Sempet ada masalah kecil karena jadwal trip Bromo ini berbarengan dengan jadwal Presiden RI *lagiiii????!!???* yang juga akan dateng ke Bromo. Asyiknya, tur-nya berani menjamin kalo kita masih tetep bisa jalan sih, so here we go!

May 03rd, 2013, Fri
Gue sudah bawa ransel yang berisi peralatan tempur a.k.a mantel dkk di tas ransel yang dibawa ke kantor. Asyiknya, karena kantor gue deket dari Stasiun Gambir yang jadi meeting point keberangkatan, gue nggak perlu buru-buru. Sempet lembur dikit nyelesein tugas kantor dan around 7 pm dianterin ke stasiun sama office boy yang sekalian mau pulang. Gue dinner soto kudus dulu di Soto Kriuk, belanja sedikit di Alfa Mart Gambir and then, meet up sama L dan adiknya, eneng Ay yang dianter bokapnya, serta N dan J. Kereta kita berangkat around 9 pm dan sebelum berangkat masih sempet foto-foto. Oia, kita naik kereta Argo Anggrek dengan biaya 375k per orang. Perjalanan Jakarta ke Surabaya is quite a long journey sih, sekitar 12 jam seharusnya. Pas malem, gue masih tahan ngobrol sama eneng Ay, tapi pas udah midnight, mata jelas udah berat banget dan voila, I felt asleep!

May 04th, 2013, Sat
Rombongan sampai di Stasiun Pasa Turi Surabaya around 8 am dan nggak lupa dong kita foto-foto sedikit di peron stasiun. Pas keluar stasiun, luckily, tur sudah sediain mobil Suzuki APV dan supir, tapi kalau untuk bensin selama muter-muter di Surabaya, itu diluar biaya tur. Dari Stasiun, kita langsung dibawa ke alun-alun kota Surabaya, oia, kita nggak lupa buat ganti baju demi tampil kece. Yang lucunya, walaupun nggak diniatin, tapi entah kenapa, baju kita semua hampir senada dimana ada banyak unsur hijau ke kuning. Setelah beres-beres tampang, rombongan jadi narsis gila di alun-alun kota Surabaya dengan foto-foto disekitar tiang yang memang ditulisan dengan kata-kata berbau kemerdekaan yang totally cute!


Surabaya pagi itu aja udah panas banget, walhasil, kita nggak lama di alun-alun kota dan langsung ngeluh laper minta breakfast. Kita sarapan soto yang enak dipinggir jalan dengan harganya muraaaah! *seneng*. Setelah perut kenyang, kita lanjut jalan lagi ke House of Sampoerna. Penamaan yang keren ini membuat gue sempet kecele karena faktanya, ini adalah pabrik rokok Sampoerna yang... memang di-design dengan sangat baik! Ada bagian rumah yang seolah menjadi museum tentang perjalanan pendiri rokok Sampoerna, lengkap dengan beragama peralatan rokok dan foto zaman dulu. Di lantai 2 dari House of Sampeorna, kita bahkan bisa melihat langsung bagaimana tata kerja pabrik rokok kretek yang mengandalkan tenaga manusia. Sayangnya, gue nggak boleh take picture untuk nge-abadiin para pekerjanya yang melinting rokok. Di House of Sampoerna, gue beli gelas yang bertuliskan Surabaya. Ini salah satu list wajib kalau kemanapun gue pergi, harus beli gelas di kota/negara itu sih. Di bagian yang terpisah dari rumah induk, House of Sampoerna juga terdiri dari kafe, museum lukisan dan bahkan ada bus yang cute! In my opinion, House of Sampoerna is a very worth visiting if you go to Surabaya! 


Kelar menikmati kerennya House of Sampoerna, rombongan diajak main ke Museum Kapal Selam. Nah, museum yang ini sih model jadul banget ya, dimana kita bener-bener masuk ke replika kapal selam yang dahulu digunain buat perang. Kita sempet nonton tayangan penjelasannya sih, tapi entah kenapa saat itu justru gue malah ngantuk parah di dalamnya. Setelah foto-foto di kapal selam, kita langsung buru-buru naik ke mobil karena Surabaya siang itu panas banget sehingga destinasi selanjutnya adalah Zhangrandi Ice Cream, yang kata eneng Ay sih memang terkenal es-krimnya di seantero Surabaya. Rasanya sih ternyata biasa aja walaupun memang es krimnya terlihat cantik banget. Kelar makan es krim, around 2 pm, kita langsung keluar Surabaya, makan siang di tempat yang dipilihin sama supirnya. Oia, rombongan sempet melewati daerah lumpur Lapindo di Sidoarjo juga loh untuk melihat bencana lumpur yang menimpa beberapa desa itu. Yang sedihnya adalah, untuk mengunjungi tempat musibah itu, kita dimintai uang 20k per orang seakan tempat musibah itu justru menjadi ladang penghasilan baru.


Kita sampai di daerah pedesaan Bromo sudah menjelang sore, sempat mampir sebentar di Indomaret dan kita sempet beli sarung tangan yang dijajakan pedangan kaki lima, murah sih cuma sekita 5k s.d 10k sepasang. Setelah itu, kita dianter ke penginapan yang berbentuk rumah-rumah kayu gitu, nama penginapannya Yoschi's Hotel. Hotel -tapi gue lebih suka nyebut penginapan- ini cukup bersih dan rapi, dimana dapat satu rumah sendiri yang terdiri dari 2 lantai dengan bilik-bilik kayu. Cukup banget ya untuk enam cewek. Kelar bersih-bersih, kita segera makan malam dimana gue mesen menu mie rebus yang anget sambil ngobrol sama tour guide yang pagi nanti akan membawa kita ke Bromo. Yes, perjalanan ke Bromo akan dilakukan sekitar 3 am dengan jeep, alhasil,  kita diwanti-wanti sama tour guide-nya untuk gak telat bangun. Oia, hasil gosipan dengan tour guide-nya, penginapan itu dimiliki sama couple Indonesia-Jepang loh, wah, lucu juga ya ada cinta cross cultural bersemi di tengah pedalaman seperti Bromo.


May, 05th, 2013, Sun
Kita bangun pagi-pagi buta dan siap tempur dimana gue udah norak banget menggunakan sweater wool tebal, coat, sarung tangan dan topi. Around 3 am, kita semua berangkat dengan ngantuk-ngantuk naik jeep tetapi nasib buruk menimpai jeep kami! Ditengah jalan, ban jeep 'keluar' alhasil pilihannya adalah, kita nunggu jeep baru atau meneruskan perjalanan dengan jalan kaki padahal waktu itu masih lumayan jauh. Karena ketakutan ketinggalan sunrise, kita 'belagu' untuk memilih jalan kaki tetapi ya....Tuhan! Secara di gunung, proses jalan kaki itu kan sama saja dengan mendaki, alhasil gue sendiri capek banget loh melakukannya! Around 4 pm, kita akhirnya nggak tahan dan milih naik kuda dengan biaya 50k per orang. Gue -walaupun takut banget dengan kuda- ya lebih prefer naik kuda ya, tetapi sayangnya lagi, kuda-nya nggak bisa naik sampai tempat kita melihat sunrise. Walhasil gue terpaksa jalan lagi, kali ini menaiki anak tangga yang jumlahnya naujubillah banyaknya *nangis*.

Setelah susah payah, akhirnya kita sampai ke pendakian 2, saat itu di atas udah cukup ramai dan kita agak susah mencari spot bagus. Sunrise Bromo yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang,. Saat matahari sudah mulai naik, baru deh kita melanjutkan foto-foto lagi di pendakian. Foto bergaya macam-macam kayak misalnya memeluk gunung Semeru yang tampak dari kejauhan. Oia, tour guide juga mengingatkan kita nggak bisa lama-lama di atas karena masih punya 3 destinasi lainnya. So here we go! Kita turun lagi kebawa yang luckily, perjalanan turun ini jauh lebih mudah daripada perjalanan naik. Nggak jauh dari anak tangga, jeep baru kita yang warna merah pun sudah menunggu, yay!


Karena ada rombongan RI-1 itu, beberapa tempat ditutup ya, dan di destinasi pertama yaitu kawah Gunung Bromo, kita sempet papasan sama rombongan mobil RI-1 itu. Lagi-lagi, perjalanan menuju kawah Gunung Bromo bikin pingsan, it's definitely a hard effort banget untuk naik ke bagian atas. Bagaimana nggak, lagi-lagi kita harus literally jalan kaki karena jeep nggak boleh masuk kawasan. Jalan kaki mendaki sekitar 2 km dan dilanjuti dengan -lagi-lagi- naikin ratusan anak tangga *200 anak tangga!* dan kali ini banyak pula angin berpasir dan matahari sudah mulai tinggi *pingsan*. Kelar menaiki kawah, destinasi ke dua adalah kumpulan bukit yang terkenal dengan nama bukit teletubbies, disini pemandangan bukti dan ilalangnya bagus banget, bener-bener bikin gue takjub dengan kebesaran Allah. Kelar main di sekitar ilalang bukit teletubbies dan berfoto, destinasi selanjutnya dan juga yang terakhir adalah Pasir Berbisik. Alasan kenapa diberi nama pasir berbisik adalah karena angin di daerah ini membentuk pola pasir yang cantik. Oia, di Pasir Berbisik ini, ladies gang pada asyik bergaya foto dengan meloncat. Kan gue yang gendut ini nggak bisa loncat ya so... gue jadi juru foto dadakan, not quite good photografer juga sedihnya.


Around 11 am, kita dikembalikan ke penginapan. Dan tanpa sadar jam 12 sudah menjadi jam check out tetapi apa daya, di jam tersebut kita belum breakfast dan belum mandi pula. Alhasil, semuanya dilakukan dengan serba kilat tetapi sayangnya sih, karena kita juga belum beres-beres, baru around 2 pm kita check out, agak telat ya sehingga kita harus bayar kelebihan masa check out tersebut. Selama perjalanan turun dari Bromo, gue udah pesen sama supirnya untuk mampir jika ngeliat ada yang jual edelweis secara gue gagal dapet bunga ini di pendakian di atas tadi pagi. Saat ada yang jual, akhirnya mobil berenti dan gue sukses beli tiga buah edelweis dengan total harga hanya... 40k saja! Perjalanan kembali ke Surabaya nggak terasa lama sih, kita sempat mampir di toko souvenir dimana gue beli tas besar dan juga mampir di tempat oleh-oleh makanan. Gue sama eneng ay emang paling demen beli oleh-oleh makanan ya, kita berdua berhasil borong sampai 1 dus, dimana total biaya sih nggak mahal-mahal banget, cuma 300k saja.

Around 6 pm, perut kita sudah bunyi lagi dan sebelum dianter ke airport, kita dinner di rumah makan Ikan Bakar Ciganjur, gue pesen nasi rawon karena perut memang perlu yang anget-anget. Jam 8 pm, kita sudah sampai di bandara Internasional Juanda. Oia, kita berhasil mendapatkan tiker Air Asia Surabaya-Jakarta yang murah yaitu hanya 370k per orang *bahkan lebih mahal tiket kereta 5k loh*. Di bandara, kita sempet ketemu sama rekan moviegoers yang mau balik juga ke Jakarta. Anyway, sempet ada insiden saat gue udah didalam pesawat, gue baru inget bunga edelweis gue ketinggalan di ruang tunggu bandara, alhasil gue terpaksa lari-lari kembali ke ruang tunggu. Pesawat sampai Jakarta around 11 pm. Dan karena belum malem banget, gue sama L dan adiknya mutusin buat naik Damri. Beda jurusan sih, karena gue ambil yang ke arah Blok M tetapi karena pas lihat jam udah cukup malam, gue turun di Ratu Plaza dan mutusin buat naik taksi ke rumah. Around 00.30 am, gue sampe rumah... dan besok pagi sudah harus kerja kembali! *screaming*

Note:
Ladies gang's trip ke Surabaya dan Bromo ini cukup ber-drama di Bromo ya, capek pastinya tetapi pengalaman melihat dunia dari ketinggian ini memang sangat memorable, walaupun... gue akan mikir dua kali sih kalau disuru melakukannya lagi. Oia, satu lagi, semua hasil potretran kepemilikan si Eneng Ay dengan kamera DSLR-nya, a very great pics, aren't they?

No comments: